20 May 2013

Kawan Lama

Kawan...
Rindu aku pada kau makin dalam,
Kemana kau menghilang hingga senja tak pulang²,
Jangan pergi terlalu jauh,
Aku perlu kau di sisi temani ku untuk satu malam,

Kawan, aku rindu kau sangat²...
Pulang lah kawan jangan biar aku kelemasan,
Bimbang aku tak sempat lihat kau datang sesudah aku melayang,

 "Boneka Merah"
Aku sayang kau ke bintang. Kawan...

Terang dan Gelap



Hari ini terang itu semakin jelas,
Gelap itu semakin jauh dan pergi,
Aku cuma diam dan biarkan mereka,
Tiada halangan dan undangan di hati.

Apakah esok terang atau gelap,
Mencongak sendiri lalu berteka teki,
Pandangan tersasar ke langit,
Mendaratnya di tanah cuma dengar keluhan.

Pejam mata terlihat gelap,
Mencelik pula terang,
Ada senyum di bibir,
Terang atau gelap bukan persoalannya.

"Boneka Merah"

Aku Rindu Zaman Itu


Tiba-tiba aku rindu,
pada kenangan lalu bila hari ini dia membelakangi aku,
pada bulan dan bintang bila hari ini dia berpaling,
pada sendirianku bila hari ini dia menjauhi aku.

Aku rindukan,
Orang yang aku panggil sahabat, teman dan kawan,
Mereka yang pergi tidak kembali menoleh,
Segaris senyuman yang tak pernah hilang walau aku terbuai lena,
Puisi- puisi berupa luahan perasaan aku.

Aku sangat rindukan,
Jeritan, pekikkan dan lolongan aku,
Bebas berlari dan jatuh tersungkur,
Menghidu hawa tanah yang dulunya tidak sekontang ini.

.....Pandangan tembus pada tembok.....

Pernah suatu ketika dahulu,
Dia menggenggam jemari aku untuk ke dunia baru,
Dia yakinkan aku bahawa sendirian itu gelap,
Tapi hari ini aku yakin yang terang itu menyakitkan dan membunuh.
Aku ingin berlari tapi kemana,
Aku ingin menangis tapi bagaimana,
Aku ingin menjerit tapi haruskah,
Aku ingin hilang tapi timbulnya di mana.

Renungku sehingga gerhana tetap masih bisu,
Tangisku menjadi lautan tetapi masih sepi,
Pekakku tapi masih bisa mengangguk,
Sakitku tapi masih mampu menari.

Saat mereka menghina aku masih kaku,
Cuba untuk menepis tapi dia jahit bibirku,
Aku cuba beri dia bunga tapi dia kembalikan racun,
Racun itu aku simpan dalam-dalam.

......Senyap seketika.......

Aku rindukan diri aku yang dulu,
Kau pergi lah berlalu tanpa aku mereka menunggu,
Aku mahu hilang bersama gelap aku,
Mereka bicarakan pada dunia aku salah kau benar. Kau senyum bangga.

Gelap itu tidak pernah memusuhi aku, dia sahabat,
Dia kerap membela aku saat aku terluka,
Menyelimuti aku saat kedinginan aku,
Menghalang dari di hina dan caci...

.....hilang aku.....

"Boneka Merah"

13 May 2013

TER.... lagi...!

Jalan² terjatuh,
Lari² terbaring,
Duduk² tergolek,
Merangkak² tertonggeng.

Kan lebih senang terbaring je... tak risau sakit!

"Boneka Merah"
Tah ape² semua ter...

Marah sampai tua

Aku antara sedih dan benci,
Bila mana diri aku langsung tak di hargai,
Mana perginya kau orang punya hati,
Buat aku macam orang tak ada nadi... mati!

Dulu² kau hina aku belakang²,
Hari ini kau hina aku depan²,
Aku bukan tak boleh pergi,
Cuma aku rasa tak sampai hati nak biar kau orang rasa,
Apa itu sakit hati.

Aku ada kata dan kau ada auta serta pura²,
Tak semestinya fikiran kita sama...
Andai kau punya sangsi bukan sembunyi tapi kita bincang,
Dari hati ke hati bukan umpat dan keji.

Aku tunduk dan jeruk perasaan lagi dalam hati,
Jangan sampai hilang batas dalam diri,
Sampai bila nak aku tadahkan muka di tampar dan di baling tahi,
Aku muak juga bila hari² kau umpan aku makan duri.

Aku akan kembali satu hari nanti dan itu juga yang terakhir kali,
Andai kau masih lagi anggap aku tak ada di sisi,
Aku akan hilang dan tak kenal kau siapa lagi sampai aku mati,
Ini pasti!

"Boneka Merah"
Aku cuma kata tapi kau yang buat cerita~









12 May 2013

Hanya sedikit

Hanya sedikit silap sekecil kuman...
Muncung awak sedepa,
Hilang segala budi saya,
Saya jadi musuh.

"Boneka Merah"

09 May 2013

Tunduk

Aku akan diam selama mana yang kau mahu. 
Aku akan pergi jauh seperti apa kau mahu. 
Aku akan menghilang walau kau di hantui bayang aku. 
Tapi jangan sesekali sesali kerana hati aku keras macam batu sama sepertimu! 

Sekali kau tempat kan aku di bawah maka selamanya kau parasit bagi aku.


"Boneka Merah"

Menang Cuma Kau Saja

Awak itu menyalak setiap sudut,
Menidakkan logik akal saya,
Walhal mereka ada mata,
Belum pekak juga telinga mereka.

Awak padam setiap kata² saya,
Awak kata saya salah awak benar,
Saya pergi bersama tanda tanya,
Sebab awak semakin gila menuntut "kemenangan".
Lantak awak lah...

Saya di sudut memikirkan,
Kemenangan yang awak ingin saya percaya adalah...
Kucing boleh terbang. 

"Boneka Merah"


Aku Manusia Kecil Berhati Seluas Langit


Aku cuma manusia kecil,
Berhati seluas langit,
Cintaku tatang bagai nyawa,
Ku hampar untuk dia yang menjanjikan...
Setia..

Hebat kami bersatu,
Merdu kami berlagu,
Indah kami menari,
Megah kami tertawa.

Ku tatap langit hari ini,
Setelah ku rasa semua terlalu lewat,
Lewat untuk aku berundur walau setapak,
Cinta itu bunuh aku dan jiwaku.
Setia itu cuma pada bibir,
Bibir yang menabur setia jua pada,
Seribu insan sepertiku.

Bersama sakit,
Aku terus maju,
Untuk menghapus air mata,
Agar sakitku berganda ceria.
  
"Boneka Merah"
"Ku kait bintang, ku dakap bulan, teman malam sepiku"....

Satu Cinta Berjuta Rindu


Saat cinta bersatu,
Berbunga mentari tangkai jiwaku,
Menebar selangit harapan,
Kutitip puisi bersama awan,
Agar singgah dihatimu rinduku,
Ku dakap manik udara,
Ku hembus sulaman bahagia,
Pejam mataku ada dirimu,
Kau menari indah bersama kasihku,
Sayang.....
Telahku pagar bayangku untukmu,
Bersama bintang² di langit,
Bulan menjadi saksi,
Dari sinarnya kita bertemu
,Lalu menjadi satu.
Satu cinta,Berjuta rindu²

"Boneka Merah"
15 January 2007

Penantian Sia²


Penantian itu satu penyiksaan,
Tapi bila penantian itu terhenti,
Pada paksi yang termimpi,
Kesakitan pula menyelinap masuk,
Merangkul setiap langkah,
Hingga tumbang dan rebah harapan,
Cinta yangku tatang bagai nyawa,
Betul² mahu membunuh,
Membenamkan diriku,
Dalam luka² yang tak putus,
Air mata tergadai,
Hanya ingin mendapat bahgia,
Diri terdampar bagai karang,
Terhempas teroleng di lautan,
Yang tak tentu pendirian,
Bibirku tak mampu terluah walau satu kata,
Kerana hati bicara tanpa noktah,
Luka itu makin dalam,
Bila penantian menjadi lalang,
Sepi terbiar,
Cinta cuma kuat pada akar,
Kenangan lalu mencarik halus²,
Tumpah selautan sesalan,
Penantian masih penantian,
Yang muncul cuma kesakitan,
Aku hanya manusia kecil,
Yang punya hati sebesar dunia,
Namun cinta kukuh pada tangkai jemari,
Terserah takdir tuhan,
Mungkin rapuh menyembah,
Kerana....
Kakiku semakin lemah,
Semangatku juga musnah....

~Boneka Merah~ 04/01/2007
"Datangku tanpa salam, Pergiku tiba² menghilang"

Bisikan


Bisikan itu mendarat,
Halus menerpa,
Bagai angin menyapa,
Menampar lembut membelai,

Aku terlena dalam jaga,
Antara mimpi dan ilusi,
Aku terbang bersama kicauan burung,
Aku menghela wangian bunga,
Aku menari bersama sutera,

Mentari tersenyum,
Bulan tertawa,
Bintang semakin riak berkelip,

Tuhan,
Terima kasih bisikan itu,
Walau segaris,
Namun cukup untukku jadikan payung dr basahan air mata.

"Boneka Merah"

Bingung



Rebah tersadai,
Deru nafas bergetar,
Mata berpinar,
Jiwa bergolakan.

Tak mampu berlari,
Tak bisa mengungkap,
Tak daya mencelik,
Cuma kaku bisu.

Esok mendatang kelat,
Semalam cuma torehan,
Hari ini membungkam.

Fikirku masih berfikir,
Apakah masih punya jalan,
Lurus tanpa liku.

"Boneka Merah"

Kejarku Pada Waktu



Perlahanku melangkah,
Setapak demi selangkah,
Laluku berlari,
Ku kejar bayang waktu.

Detaknya laju,
Detiknya haru,
Aku terus berlari dan berlari,
Kejar terus mengejar.

Kabur...
Kakiku terkulai,
Dahiku pijar,
Cuma hawa tanah di pelukanku.

Masa itu meninggalkanku,
Terlalu jauh,
Aku tak mampu lagi,
Cuma tunggul menanti.

"Boneka Merah"

Warisnya Bukan Aku



Sepi berlanggar,
Pecah bergema,
Serpihan menjadi seribu,
Jatuh satu satu singgah menerokaku.

Lolongan itu bingit,
Menjerit- jerit memekik,
Sahut menyahut bertempiaran,
Sapa menyapa atau amaran.

Mataku meliar berlanggar penjuru,
Tubuh mula dingin dan kuyup peluh,
Dada berombakan bergetaran,
Bibir terkatup bisu.

Satu suara lalu,
Halus merayu,
Lolongan terhenti dan pergi,
Setelah suara itu merintih menagih.

Cuma sepintas ayat surah terjamah di hatiku,
Berharap suara itu berlalu,
Kerana ku tahu kewujudan itu,
Bukan berkaki ke tanah sepertiku.

"Boneka Merah"
21/07/2008 - bukan aku pewarismu~!!!!!

Tinggal Kenangan



Indahnya lautan ini,
Tenang membelai,
Hempasan memukau,
Menjentik batu tumpangan,
Menyapa halus pasir di tepian,
Udara lembut menjamah,
Menampar lembut tubuhku,
Membelai rambutku mengusap,
Terima kasih laut,
Tapi hari ini aku sendiri,
Sendirian aku menjengukmu,
Kerana cintaku hilang,
Kicauan camar berlagu sendu,
Memerhatikanku dari sudut,
Mungkin kehairanan melihatku sendirian,
Camar,
Tahukah kau di mana cintaku,
Camar dan laut,
Masih ingatkah dahulu,
Aku bersama cintaku berlarian,
Tertawa dan bersandiwara disini,
Maafkan aku,
Cintaku masih terus hilang,
Cuma tinggal,
Kenangan......

"Boneka Merah"

Sarat Hati


Hati semakin sesak,
Ku nikmat keladak,
Ku lepas mendak,
Mata masih berkaca,
Jatuhnya hangat,
Pecahnya songsang,
Yang ku lihat kosong,
Ku rangkul diriku erat,
Menggigil menyentak jiwa,
Melolong terus meraung,
Memekik di hati bergema.
Ku pejam pandangan kelam,
Pilu mengeluh bersendu,
Dalam suram hati bicara,
Tuhan,
Kehidupanku penuh luka menikam,
Hentikanlah benang duka,
Agar bibirku bisa terukir indah,
Agar pandangan terpalit indah warna,
Jika lukaku berjuntaian,
Ibarat mata terus terpejam,
Ibarat nadi berhenti berlagu.

"Boneka Merah"

Sakit


Getar ini semakin meribut,
Meruntun hati semakin kabut,
Dalam khayalan sendu bersahut,
Melayan hati yang meraung,
Lelah hati mencari diri,
Letih mata berlagu sepi,
Nafas terhela berat lalu pergi,
Tetapi cinta masih sendiri,
Menunduk mencecah lantai di bumi,
Tak terdaya mendongak menggapai awan,
Kerana perit terlalu sakit,
Untuk bernaung berterusan,
Di alam fana ini.

"Boneka Merah"

Pulang lah


Burung menyanyi lagu pilu,
awan berarak semakin lesu,
mentari sembunyi menahan sendu,
langkah ku atur semakin terkedu,
cintaku semakin jauh dan jauh,
inginku tahan namun aku tak mampu,
semakin jauh terus berlalu,
mata ku memanggil bersama pilu,
sebak hati semakin menyentak,
berderai sudah jiwa keladak,
namun cinta tak pernah mengerti,
bahawa hati setulusnya tidak berbahagi,
pulanglah cinta,
tangan kecil ini masih menanti,
menyahut pulangan cinta sejati,
kita pasti berbahagia lagi,
hingga ke akhir nafasku disini.

"Boneka Merah"

Bila Luka Itu Bertempik


Senyum itu datang lagi,
Ceria seperti mentari,
Bukan seperti esok dan semalam,
Tapi hari ini,
Ku tatap lama,
Seolah ku kenal segaris itu,
Mata setajam helang,
Ku balas renungan itu,
Aku terlihat sakitku di wajah itu,
Manusia itu.......... mmmm.......
Terpempam seketika,
Dia lah seorang manusia yang....
Kerap lukakan ku satu tika dulu,
Laluku lontar sinis dari rautku,
Bila hatiku mendak,
Jiwaku mula rapuh,
Aku harus lari....
Hingga langkahku kuat,
Untuk terpaku melawan renungan itu di sini,
Bersama palsu segaris senyuman itu..

"Boneka Merah"